kanekabe.com

Stoffel: Sebuah Pembuktian Usaha Kakak Beradik Membangun Produknya

Stoffel: Sebuah Pembuktian Usaha Kakak Beradik Membangun Produknya

Stoffel yang Berada di Lantai Dua Rumah. (Gambar: kanekabe.com/Violita)

Kanekabe.com – Merintis bisnis selalu memiliki tantangan tersendiri, apa lagi bisnis juga diperuntukkan bagi orang-orang yang berani mengambil resiko. Dari beberapa bidang bisnis, bisnis kuliner sangat digandrungi karena kuliner akan selalu dibutuhkan. Salah satu pelaku bisnis, khususnya di bidang kuliner dan kopi adalah Rama dan Ezza yang merupakan kakak dan adik  , mendirikan sebuah coffee shop kecil bernama Stoffel. Stoffel berdiri di lantai dua sebuah rumah keluarga yang memiliki tempat tidak terlalu besar. Berada di dataran tinggi yaitu Kota Batu, membuat tempat ini akan lebih indah jika malam hari, karena temankane bisa menikmati pemandangan city light dari sini.

 

 

Awal Stoffel Dirintis

Jika mundur ke beberapa tahun yang lalu, maka publik akan tidak asing dengan pandemi virus Covid-19 yang menyebabkan banyak pelaku bisnis mengalami penurunan dalam banyak bidang. Serta pandemi Covid-19 memaksa kita untuk harus menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dengan cara tetap berada di rumah. Hal ini menjadi ide awal Ezza dan Rama untuk membuat bisnis sendiri di rumahnya, karena harus tetap berada di dalam rumah mereka membangun usahanya di rumah saat masa PPKM. Ezza dan Rama membuat perjanjian dengan orang tua mereka untuk mebuka kedai di lantai dua, dengan ukuran kecil sehinga meskipun dengan dua orang bisa menjangkau seluruh area di dalamnya. “Ya dulu pas bikin gagasan berantem dulu kak, karena kan zaman kita dengan orang tua beda ya. Dulu rumah ini juga cuma lantai satu kayak rumah samping sini”, ujar Rama saat diwawancarai oleh tim Kanekabe (12/06/2023).

Dalam pembangunan tempatnya yang berada di lantai dua pun mereka berdua juga terlibat secara langsung. Kakak beradik ini tidak memiliki latar belakang ilmu di bidang arsitektur ataupun desain interior. Namun, berbekal kemauan untuk belajar, mereka mencoba untuk melakukan desain sendiri denah ruangan, menentukan peletakan akses tangga keatas, hingga interior sebelum melakukan pembangunan.

 

 

Menu yang Ada di Stoffel

Tempat stoffel yang tidak terlalu besar dan hanya ditangani oleh dua orang yaitu Ezza dan Rama juga membuat menu di Stoffel dibuat lebih sederhana. Hal ini pastinya juga tidak membuat pengunjung untuk bingung memilih. Stoffel sendiri hanya memiliki pilihan menu minuman antara kopi dan teh. Untuk kopi terdapat menu magic dengan harga Rp. 32.000, piccolo dengan harga Rp. 26.000, cappucino dengan harga Rp/ 28.000, latte dengan harga Rp. 28.000, serta killer whale filter coffee dengan harga Rp. 30.000.

Jika tidak bisa mengonsumsi kopi temankane tidak perlu kawatir karena terdapat menu minuman teh yaitu hondje dengan harga Rp. 20.000, ayumi dengan harga Rp. 20.000, serta nuwara dengan harga Rp. 20.000. Semua minuman yang ada di Stoffel sendiri dapat dipilih versi panas atau dingin.

Akan tetapi, rasanya akan tidak lengkap jika ke Stoffel tapi tidak mencoba bagelnya. Bagel sendiri merupakan kue yang bentuknya hampir mirip donat karena memiliki lubang kecil di tengahnya. Bagel di Stoffel memiliki dua varian rasa yaitu cream cheese dan cokelat, yang dimana setiap porsinya dibanderol dengan harga Rp. 25.000. Kue ini cocok dikonsumsi saat lapar juga, karena ukurannya yang lebih besar dari pada donat membuat perut terasa kenyang.

 

 

Cerita Singkat Menambahkan Bagel ke Menu

Bagel dengan Varian Rasa Cream Cheese dan Cokelat Ala Stoffel. (Gambar: Kanekabe.com/Violita)
Bagel dengan Varian Rasa Cream Cheese dan Cokelat Ala Stoffel. (Gambar: Kanekabe.com/Violita)

Kue yang berbentuk cincin menyerupai donat ini memang berasal dari Polandia, akan tetapi di Indoneisa sendiri bagel sudah banyak yang menyediakan, salah satunya Stoffel. Sekitar tahun 2018 Ezza dan Rama melakukan perjalanan ke Kota Bandung dan mengunjungi sebuah kedai yang menyajikan Bagel. “Lima tahun yang lalu aku sama kakak aku ke kedai temannya kakakku di Bandung dan pertama kali nyoba bagel, ternyata kok enak jadi kita bikin sendiri secara otodidak belajarnya,” ujar Rama owner Stoffel saat diwawancarai tim Kanekabe (12/06/2023).

Bagel di Stoffel dihidangkan dalam piring kecil serta disajikan dalam keadaan hangat, membuat lebih nikmat saat masuk ke mulut. Saat menikmati bagel di Kota Bandung Ezza dan Rama berpikir bahwa kue seperti ini akan cocok ditaruh dalam daftar menu di coffee shopnya kelak, ujarnya saat lima tahun silam dan sekarang keinginan tersebut sudah terealisasikan. Ia juga mengatakan bahwa saat di Bandung mereka mendatangi dua tempat yang menyajikan bagel, tetapi sekarang salah satunya bahlan sudah tidak beroperasi lagi tempatnya.

 

Menarik sekali bukan bagaimana cerita berbisnis kakak beradik ini dalam mewujudkan cita-citanya. Tapi temankane sudah siap mencoba untuk datang ke Stoffel atau belum nih? Temankane bisa datang ke Jl. Suropati Gg. VII Jl. Pesanggrahan Kusuma No.C-6, Pesanggrahan, Kec. Batu, Kota Batu. Alamat ini juga sudah tersedia di google maps jadi temankane tidak perlu takut tersesat.

1 thought on “Stoffel: Sebuah Pembuktian Usaha Kakak Beradik Membangun Produknya”

  1. Its like you read my mind You appear to know so much about this like you wrote the book in it or something I think that you can do with a few pics to drive the message home a little bit but other than that this is fantastic blog A great read Ill certainly be back

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *