Psikologi Marketing : Akal Cerdik Starbucks dalam Mengikat Konsumen
Kanekabe.com – Keahlian dalam teknik pemasaran tidak hanya tentang mempelajari pengetahuan pemasaran, tetapi juga tentang menggabungkan trik psikologis dengan pengetahuan pemasaran yang terverifikasi. Tujuan dari trik psikologis ini adalah untuk menjangkau alam bawah sadar calon pembeli dengan cara menawarkan barang. Ketika mendengar Starbucks, tentu temankane pasti ingat betapa nikmatnya aroma kopi dan sering membuat suasana hati untuk mengawali pagi dengan lebih semangat. Kafe yang sudah memiliki cabang di seluruh dunia ini terkenal dan memiliki banyak pelanggan setia. Kesuksesan Starbucks menarik untuk diketahui. Bagi pemilik kedai kopi atau Anda yang baru ingin memulai bisnis kedai kopi, simak strategi pemasaran Starbucks yang akan membuat konsumen jatuh cinta.
Decor Effect
Decor Effect adalah salah satu psikologi pemasaran yang digunakan oleh Starbucks. Umumnya, konsumen memiliki dua pilihan, tetapi ketika pilihan ketiga muncul sebagai “umpan”, konsumen cenderung berubah pikiran, berpikir bahwa mereka tidak ingin mengalami kerugian, tetapi pada saat yang sama mereka juga tidak mau menghabiskan banyak uang dan tetap mendapatkan produk berkualitas atau layanan terbaik. Seperti yang temankane ketahui, Starbucks menawarkan tiga gelas berbeda: Tall (kecil), Grande (sedang), dan Venti (besar). Jika awalnya hanya diperkenalkan dua ukuran yaitu Tall dan Venti, konsumen pasti akan memilih ukuran Tall yang lebih terjangkau. Namun, saat muncul pilihan ketiga ukuran menengah sebagai umpan, yakni Grande sehingga membuat konsumen kebingungan. Dalam situasi ini, konsumen terpancing dan sering memilih produk atau layanan yang lebih mahal dari yang direncanakan semula.
FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO atau Fear of Missing Out merupakan ungkapan yang menggambarkan seseorang yang takut ketinggalan dengan informasi terkini yang sedang hangat diperbincangkan. Contoh penerapan strategi ini adalah iklan produk di media sosial yang berbunyi “Jangan sampai ketinggalan! Edisi terbatas hanya untuk 200 orang pertama!” Pengesahan “Edisi Terbatas” dapat mendorong konsumen untuk segera bertindak untuk memastikan mereka tidak melewatkan kesempatan ini.
Social Proof
Selain itu, teknik pembuktian sosial atau social proof bertujuan untuk mewakili pengalaman pelanggan. Jika jumlah rekomendasi yang dihasilkan biasanya positif, tentu akan membuat calon konsumen lebih menghargai produk atau jasa yang kita tawarkan.
Goldilock Effect
Goldilock Effect adalah kondisi dimana konsumen tidak mencari pilihan produk yang termurah dan termahal, melainkan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mengatasi masalah ini, biasanya kita bisa memandu konsumen untuk membeli produk yang terbaik atau yang paling direkomendasikan.
Charm Pricing
Saat ingin membeli suatu produk atau barang, sering melihat harga berakhir di angka 9, misalnya Rp 14.999. Strategi ini dikenal sebagai harga pesona dan memperhitungkan angka 9 saat menentukan harga. Dalam hal ini ketika dua produk berbeda disajikan, misalnya produk A berharga Rp. 15.000 dan produk B berharga Rp. 14.999, konsumen biasanya memilih produk B yang lebih murah satu digit. Padahal, perbandingan harga kedua produk tersebut sangat tipis. Jadi, jika Anda ingin meningkatkan pembelian produk atau layanan apa pun, dapat menggunakan strategi ini dengan mengurangkan angka dari harga reguler.
Buy One Get One Free
Asumsi sejauh ini tentang promosi Beli 1 Gratis 1 ternyata benar, ini adalah trik memanipulasi psikologi konsumen yang biasanya digunakan dengan mendorong harga setinggi mungkin untuk kemudian menggunakannya sebagai paket Beli-1-Gratis-1 daripada diskon 50%. Dengan adanya stiker Buy 1 Get 1 Free membuat orang merasa seperti mendapatkan diskon 100%. Dengan begitu, pergerakan barang menjadi lebih cepat bagi penjual.
Scarcity
Kelangkaan berasal dari kata bahasa Inggris “scarce” atau diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi “langka”. Kelangkaan itu sendiri hanyalah ketika ruang adalah barang langka. Dalam psikologi pemasaran, tujuan dari teknik ini adalah untuk membangkitkan rasa kehilangan dan ketakutan, pada saat ketersediaan suatu komoditi terasa langka dan terbatas. Itulah beberapa wawasan tentang strategi psikologi pemasaran yang dapat membantu meningkatkan jumlah konsumen.
Apakah temankane pernah berpikir kenapa starbucks selalu ramai meskipun harganya cukup merogoh kantong?
Terima kasih kanekabe sudah memberikan wawasan yang menarik bagi pengusaha kuliner