Makanan sebagai Perwakilan dan Penentu Kelas Sosial
Kanekabe.com – Sebagai manusia, siapa saja akan memperjuangkan keberlangsungan hidupnya, salah satu cara untuk tetap memperpanjang hidup yaitu dengan memberi asupan gizi ke tubuh kita dengan makan makanan yang bergizi. Menurut WHO (World Health Organization) pengertian dari makanan yaitu semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan substansi-substansi yang dipergunakan untuk pengobatan.
Akan tetapi, semakin lama makanan bukan hanya sekedar sebagai bagian dari aspek keberlangsungan hidup, makanan juga kebutuhan dalam mencerminkan status diri dan kelas sosial seseorang. Pandangan sosial budaya mengenai makanan terdapat makna yang lebih besar dari sekedar sumber gizi. Banyak peran makanan di kehidupan sehari-hari menyangkut suatu komunitas manusia. Makna makanan dalam pandangan sosial ini selaras dengan nilai karya, nilai ruang, nilai waktu, serta nilai hidup, bahkan keserasian antar manusia maupun dengan alam.
Menurut Pierre Bordieu (1984: 175), disinsting dapat muncul dari pilihan dan konsumsi seseorang terhadap sesuatu, ini berarti seseorang ingin terlihat berbeda dari orang lain. Hal ini dapat diamati dari beragam aspek, seperti pilihan merek barang yang digunakan, genre musik yang didengar, bahkan jenis makanan yang dikonsumsi dapat menunjukan selera dan gaya hidup seseorang.
Makanan Mewakili Momen
Untuk melengkapi momen kebersamaan tentunya acara makan bersama tidak boleh terlewatkan. Antar manusia dapat membangun ikatan sosial dengan duduk serta berbagi cerita sambil menyantap makanan. Makanan juga sebagai momen simbolis yang harus ada, seperti kue tart yang identik dengan perayaan ulang tahun, ketupat dan opor identik dengan hari raya Idul Fitri, kue keranjang dan lapis legit identik dengan hari raya Imlek, dan lainnya.
Bahkan rasanya momen seperti contoh tersebut akan kurang lengkap dan afdol jika tidak tersaji makanan yang sudah menjadi ciri khas sebuah momen terutama momen besar.
Tidak hanya hari besar, biasanya makanan juga sebagai media perayaan seperti mentraktir teman maupun saudara karena sudah melewati wisuda, yang dimana hal tersebut bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur dengan berbagi dan selebrasi. “Seringnya kalau ada temen satu circle ulang tahun pasti ngerayainnya di tempat kafe atau restoran, meskipun ngerayain kecil-kecilan”, ungkap Esty seerang mahasiswi saat diwawancarai Tim Kanekabe.com (06/03/2023).
Pemilihan Tempat Makan
Hal yang menjadi faktor penting dalam menentukan kemampuan seseorang adalah pemilihan tempat makan. Biasanya tempat makan yang dikategorikan sebagai sebuah tempat makan bergengsi adalah dengan memiliki menu yang harganya relatif mahal, memiliki desain interior yang menarik, mempunyai menu spesial, para pelayan yang memakai seragam dengan rapi, dan lainnya. Hal inilah yang dikatakan sebagai sebuah tanda, dimana tanda ini ditujukan kepada orang untuk mendapatkan identitas. Orang yang menikmati harinya dengan duduk dan menikmati kopi di Starbucks, hal tersebut terasa lumrah apabila orang tersebut berasal dari kalangan menengah ke atas, karena harga menu yang dibanderol lebih dari harga kopi rata-rata di kedai kopi pada umumnya. namun, jika hal ini dilakukan oleh kalangan siswa, mahasiswa, orang yang belum bekerja dan masih ditanggung oleh orang tuanya, maka bisa saja untuk dapat melakukan hal tersebut mereka harus menabung dari uang jajannya atau bahkan bisa saja meminjam uang dari orang lain untuk mengutamakan kesenangan dan gaya hidup yang mereka inginkan.
Kebutuhan Sosial Media
Media sosial menjadi wadah untuk masyarakat tanpa batasan, media sosial pun juga membuat lebih mudah seseorang dalam melakukan afirmasi terhadap kelas sosialnya. Hanya dengan mengunggah foto sebuah makanan dari brand ternama atau mengunggah foto sebuah interior dengan tempat yang mewah saja pun sesorang dapat menyiarkan ke pengikutnya bagaimana gaya hidupnya.Saat bersosial media hampir semuanya memiliki pengikut, dan semakin banyak pengikut atau orang yang melihat sebuah unggahan tersebut, maka juga akan banyak orang yang berasumsi bahwa seorang yang melakukan unggahan tersebut berasal dari kelas sosial tertentu.
Namun, sebenarnya hal tersebut tidak bisa dijadikan sebuah patokan dalam menentukan sebuah kelas sosial seseorang. Banyak hal yang dapat terjadi dan menjadi alasan mengapa hanya sebuah makanan yang diunggah saja mendapat spekulasi beragam dari orang-orang. Seseorang yang hanya sebulan sekali mengunjungi sebuah restoran mewah dan mengambil banyak foto untuk dibagikan di sosial media dalam waktu yang berbeda-beda tidak bisa dikatakan ia sering mendatangi sebuah restoran mewah. Akan tetapi, karena ia sering melakukan unggahan di sebuah restoran, maka pengikutnya memiliki spekulasi bahwa ia merupakan seorang yang mampu dalam taraf hidup kelas sosial tersebut.
Itulah mengapa sosial media dengan mudah dapat memberi spekulasi baru.
Sebagai Simbol Hubungan Sosial
Proses dalam berhubungan sosial memiliki banyak cara untuk mendapatkan sebuah afeksi, seperti pemberian hadiah. Hadiah identik sebagai pemberian saat momen ulang tahun, perayaan, atau bahkan tanpa momen hanya karena keinginan memberi hadiah. Untuk beberapa orang juga ada yang memilih untuk memberi makanan.
Sebuah penelitian dengan judul Makanan sebagai Media Komunikasi Interpersonal, yang juga meneliti sebuah persahabatan dua perempuan yang sudah berjalan selama enam tahun. Keselarasan pada makna persahabatan dua perempuan tersebut terlihat pada setiap tindakan yang mereka lakukan, yaitu memiliki makna yang sama terhadap makanan. Jika salah satu dari mereka sedang ada di situasi hati yang buruk, terdapat masalah, atau sekedar ingin berbagi cerita maka mereka akan melakukan makan-makan di luar untuk membicarakan segala hal yang tengah dirasakan. Kedua perempuan tersebut paham bahwa tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan makan bersama. Sedangkan tujuannya sudah jelas yaitu membuat suasana hati sahabatnya lebih baik walaupun masalah tidak langsung terselesaikan. Makanan menjadi alasan mereka untuk bertemu satu sama lain dan merupakan gambaran dari persahabatan yang mereka lalui.
Tidak hanya antar persahabatan, makanan juga merupakan perantara dalam hubungan romantisme, keluarga, bahkan kepada kolega dalam pekerjaan.
Ternyata banyak hal yang bisa diutarakan lewat makanan, kalau temankane setuju tidak dengan cerminan makanan sebagai penentu sebuah kelas? Tulis di kolom komentar ya!