Intip Kebun Kopi Sebagai Wisata Edukasi
Budaya ngopi sudah menjadi tradisi di kalangan kaum muda zaman sekarang, tak terkecuali di Kota Malang. Menjadi salah satu kota dengan julukan kota pendidikan, jangan heran apabila kota ini dipenuhi mahasiswa anak perantauan. Itulah alasan mengapa kota satu ini menjadi pelopor tempat ngopi, kerap kali menemui tempat ngopi dan pastinya ramai dikunjungi. Inovasi pastinya harus dilakukan karena gempuran saingan akan terus terjadi antar usaha kopi ditambah peluang usaha ini sangat terbuka lebar. Pengunjung pun bisa dibilang mudah untuk dicari, karena banyaknya penduduk baru yaitu generasi milenial yang menempuh pendidikan atau sekedar mengejar mimpi di Kota Malang.
Perlu diketahui dulu nih temankane jenis biji kopi yang menempati posisi populer di tempat ngopi yaitu Robusta dan Arabika. Kedua jenis kopi ini menjadi favorit kawula muda dan pastinya selalu ada dijumpai di cafe maupun tempat ngopi. Dalam unggahan Buka review, Robusta menjadi kopi populer di dunia dengan urutan kedua. Untuk Arabika menduduki posisi berjaya, dimana diklaim menguasai pasar kopi dunia dengan presentasi sebanyak 75%, sisanya ditempati oleh Robusta. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang menempati posisi negara dengan produsen terbesar ketiga Kopi Robusta.
Meskipun antara Arabica maupun Robusta paling populer, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan dari segi rasa Kopi Robusta rasa yang dihasilkan cenderung pahit jika dibanding dengan kopi jenis Arabika. Kandungan kafein di dalamnya lebih tinggi dan diklaim dua kali lipat jika dibandingkan dengan Arabika. Adanya kandungan asam klorogenat (CGA) berpengaruh dalam citarasa pahit yang dihasilkan. Dilihat dari segi bentuk bijinya, Kopi Robusta memiliki ukuran lebih kecil dibanding Arabika.
Semacam informasi mengenai kopi, mungkin hanya diketahui oleh mereka para pecinta kopi. Eits, tapi tenang temankane di Dusun Bodean Krajan Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang menyajikan wisata edukasi mengenai kopi yang dirintis oleh KTH Wonosantri yang diberi nama edukopi. Alternatif untuk temankane yang penasaran bagaimana kebun kopi, bentuk biji kopi, proses pembuatan kopi yang dikemas menjadi paket wisata. Temankane bisa lihat secara langsung tempat pembudidayaan kopi, pengolahannya hingga proses dia menjadi sajian minuman kopi yang belum pernah ditemui sebelumnya. Di desa ini fokus pada komasti yaitu varietas bahan tanam unggul kopi arabika yang tergolong baru, “Kalau di Wonosantri ini kita fokusnya ke komasti Arabica lema, beli bibitnya langsung ke pusat penelitian Kopi Kakao di Jember,” tutur Ali tim PR dari Wonosantri saat diwawancarai tim kanekabe (17/6/2022).
Ali juga menjelaskan bagaimana kriteria penanaman dari varietas biji Kopi Arabika yang harus ditanam dengan ketinggian 1000 mdpl. Perbedaanya dengan Robusta, bijinya bisa ditanam di pekarangan biasa, tak seperti Arabika yang harus di atas ketinggian. Agar menghasilkan rasa biji kopi yang maksimal. Warna cherry yang sudah merah menjadi standar panen yang menjamin kualitas dan rasa yang dihasilkan. Cherry yang sudah merah menghasilkan rasa manis, oleh karenanya menjadi standar petik agar menghasilkan rasa terbaik yang aman bagi perut. “Kopi itu memang bagusnya dikonsumsi kalau pagi, mangkanya yang baik itu cherry merah karena manis ga asam jadi ga bikin perut sakit,” ujar Ali. Di Wonosantri sendiri, produk unggulan kopinya diberi nama Kopi Lemar kepanjangan dari Lembah Arjuno karena bibit yang ditanam berada di lereng gunung Arjuno.
Dalam rangkaian paket wisata Edukopi kita dapat merasakan sensasi menjadi petani kopi dalam sehari. Dalam proses sebelum menjadi bubuk kopi yang sering kita temui ada namanya proses, dimulai dari pembibitan, lalu panen atau petik. Proses selanjutnya masuk pada pasca panen, ada beberapa tahapan seperti processor natural, proses honey dan semi wash. Proses natural hanya sampai pada tahap pengeringan dibawah sinar matahari bersama kulitnya, processor menyortir cherry merah yang lolos standar SOP, karena kalau hijau rasa yang dihasilkan cenderung asam sepet. Pengeringannya juga tak sembarangan ditempatkan di tempat semacam dome dan tidak boleh menggunakan terpal karena nanti taste nya akan ada rasa plastik. Untuk proses Honey, cherry merah di pulping memisahkan antara biji kopi dan kulit lalu difermentasi sehari hingga menghasilkan lendir. Langsung dikeringkan selama kurang lebih 2/3 minggu. Masuk pada proses semi wash yaitu pencucian, “Semi wash ini tahap paling penting di kami karena proses ini yang membuat kopi lemar itu punya karakter,” tutur Ali. Proses selanjutnya yaitu roasting, menjadi tahapan awam yang sering kita temui, diikuti dengan tahap grinding yaitu menghaluskan biji kopi hingga menjadi serbuk.
Begitu kurang lebih proses dari pembuatan kopi yang jarang kita temui, oleh karenanya wisata edukopi ini menyajikan sensasi sehari jadi petani kopi. Maksud tujuan ingin membuka wawasan dan meningkatkan minat pengetahuan kawula muda akan bagaimana proses dari kopi, tak hanya sekedar menikmati suguhan di tempat ngopi. Targetnya sendiri memang dibuka untuk umum, para pecinta kopi, pengusaha yang sedang atau ingin berbisnis tempat kopi maupun para barista. Jangan khawatir rute yang dilaju untuk ke kebun kopi juga pastinya sudah dipersiapkan di dalam paket wisata edukopi. Jadi tunggu apalagi nih temankane, buruan cobain sensasi jadi petani kopi dalam sehari di wisata edukopi!