kanekabe.com

Yakitori Asal Jepang Cerminkan Budaya Makan yang Menghargai Kesederhanaan

Yakitori Asal Jepang Cerminkan Budaya Makan yang Menghargai Kesederhanaan

Hidangan di Kinkan Yakitori mulai dari tsukune, momo, moza gyumaki, dan dilengkapi dengan gohan (Japanese rice). (Gambar: Kanekabe.com/Arkananta Raksa)

Kanekabe.com – Makanan khas Jepang yang terdiri dari tusukan sate ayam seukuran gigitan lalu dipanggang di atas arang, itulah yakitori namanya. Disajikan sebagai hidangan pembuka, meski cukup sehat untuk disajikan sebagai makanan lengkap dengan beberapa hidangan lain di sampingnya. Bukan hanya sekedar hidangan biasa, tetapi yakitori dianggap menjadi versi terbaik bagi diri mereka. Walaupun sebagai rakyat Indonesia, kita juga harus mengenalnya.

 

Histori Dibalik Yakitori (やきとり)

Berbagai macam olahan daging ayam dan sapi sebagai ciri khas yakitori yang sedang dibakar di atas arang binchotan. (Gambar: Kanekabe.com/Arkananta Raksa)

Terdengar familiar, tetapi siapa sangka Yakitori (やきとり) merupakan makanan tradisional berasal dari Negeri Sakura. Jika menilik ke belakang, pada dasarnya negara Jepang tidak mengonsumsi daging karena pengaruh agama Buddha.  Melansir dari Menu Tokyo, kata “yakitori” ada dalam literatur pada Zaman Edo untuk yang pertama. Yakitori disajikan untuk Pemilik Benteng Komoro yang berisikan daging panggang burung liar sebagai hadiah. Serentak dengan adanya Restorasi Meiji, budaya makan daging di Jepang mulai menjadi terbiasa. Namun, harga daging ayam di restoran terbilang sangat mahal sehingga tidak bisa dimakan oleh rakyat biasa. Maka dari itu, bagian tulang ayam dijadikan sate dengan harga murah, itulah yang menjadi awal mulanya. Meskipun awalnya yakitori dikenal sebagai hidangan yang menggunakan bagian-bagian ayam yang kurang berharga, tetapi sekarang telah menjadi hidangan yang dianggap lezat dan populer di seluruh dunia.

 

Kinkan Menjadi Yakitori Pilihan

Kedai kecil sederhana yang bernama Kinkan Yakitori. (Gambar: Kanekabe.com/Arkananta Raksa)

“Sebenarnya dari dulu itu pengen banget punya kedai kecil sederhana, tapi pengennya private yang bisa dekat sama customer. Awalnya malah pengen jualan unagi, tapi suppliernya susah, jadinya ya muncul ide yakitori ini yang belajarnya itu mudah,” ungkap Ali Fahmi Bahtiar selaku owner Kinkan Yakitori pada saat diwawancarai tim kanekabe (19/06/2023).

Penamaan kedai “Kinkan” terbilang unik dan nyentrik bagi masyarakat awam. Namun, ternyata istilah “kinkan” memiliki makna mendalam yaitu telur muda ayam. Terhitung sudah satu tahun lamanya, Kinkan Yakitori masih menjadi pilihan apabila perut keroncongan pada jam malam. Pilihan menu daging juga beraneka ragam, mulai dari kawa, negima, momo, tsukune, gyushi, gyubara, dan lain sebagainya. 

“Udah kesini 3 kali, karena yang pertama emang Kinkan ini salah satu yakitori di Malang yang enak banget menurut aku. Harganya terjangkau dan dagingnya juicy pol. Kedua, karena rumah aku deket di daerah sini. Jadi ya kenapa enggak buat balik kesini apalagi sate kulit sama tsukunenya enak banget,” ujar Brisa Kirana selaku pelanggan Kinkan Yakitori saat diwawancarai tim kanekabe. 

 

Bukan Unik Semata Tetapi Menyajikan Apa yang Seharusnya

Konsep open kitchen di Kinkan Yakitori adaptasi dari restoran Jepang. (Gambar: Kanekabe.com/Arkananta Raksa)

Kedai kecil dengan dominasi warna putih dan coklat menjadi identitas Kinkan yang menjunjung nilai kesederhanaan. Banyak kendaraan di depan mulai dari motor dan mobil yang berjejeran pertanda banyak pengunjung berdatangan. Disambut hangat dengan kasir cantik nan rupawan untuk memilih menu yang jarang didengar dan ditemukan. Dipersilahkan untuk menunggu antrian dengan melihat pengunjung lainnya sedang menikmati santapan. Tak lama kemudian, dipanggil oleh sosok karyawan untuk duduk di atas bangku kayu dengan meja panjang. Melihat proses pembakaran dan penyajian menjadi identitas dan keunikan yang tak terkalahkan. Namun, siapa sangka “keunikan” malah tak terbesit dipikiran. Mengadaptasi sesuai dengan apa yang ada di Jepang malah jadi acuan.

“Aku waktu bikin gak pernah terpikir mau yang unik dan lain sebagainya. Bikin yang bener, bikin yang bagus, dan pengen bikin yang sesuai standarnya. Dibilang cari unik juga nggak, karena aku cari bagaimana yang seharusnya aja,” ungkap Ali. 

Perbedaan Sate Ayam dengan Yakitori

Di Indonesia terkenal dengan sebutan sate ayam, sedangkan di Jepang memiliki yakitori. Kedua makanan tersebut sama-sama dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ada perbedaan mendasar yang perlu untuk diketahui. Melansir dari nibble.id, terdapat 3 perbedaan sajian sate yang membumi ini:

Pertama, bahan baku yakitori yang menggunakan seluruh bagian tubuh ayam seperti jantung, kulit, dan hati. Semua bagian tersebut tentu saja dapat dinikmati dan memiliki rasa unik tersendiri. Berbeda dengan sate ayam Indonesia, hanya menggunakan bagian dagingnya saja untuk dikonsumsi. Kedua, jenis arang yang digunakan dalam pembuatan yakitori biasanya terbuat dari arang kayu binchotan agar tidak menimbulkan asap berlebih. Sedangkan sate ayam hanya menggunakan arang dari batok kelapa seperti yang sering kita temui. Ketiga, bumbu yang digunakan dalam yakitori merupakan saus khusus (glaze sauce) yang setelah matang baru diolesi. Berbeda dengan sate ayam yang menggunakan bumbu kacang murni. 

Kini yakitori masih menjadi hidangan yang sangat populer di Jepang dan tentunya sudah banyak ditemukan di seluruh negara salah satunya Indonesia. Apalagi Kinkan Yakitori di Kota Malang menjadi identitas kesederhanaan dalam budaya makan. Popularitasnya terus meningkat di berbagai kalangan, karena rasanya yang lezat dan nikmat menjadi pengalaman makan yang menyenangkan. Untuk temankane yang belum pernah mencicipi yakitori, yuk buruan datang ke Kinkan!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *